Penanaman Tanaman Langka di Nusakambangan
Tahun 2018, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia beserta akademisi dan pemerhati lingkungan menyusun Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) terhadap tanaman-tanaman langka di Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai langkah perlindungan terhadap keberadaan tanaman yang mempunyai status keterancaman tinggi. Keterancaman terhadap tanaman-tanaman penting diakibatkan adanya pembalakan liar serta penebangan besar-besaran oleh industri kayu yang tidak memperhatikan keberlanjutan hidup tanaman. Akibatnya banyak jenis tanaman yang dahulu mudah ditemui, sekarang sangat susah dijumpai.
Fokus utama dalam SRAK tersebut adalah 12 jenis tanaman dengan status keterancaman sangat serius. Salah satu jenis tanaman yang mengalami keterancaman serius adalah tanaman Plahlar (Dipterocarpus littoralis) yang merupakan tanaman endemik Nusakambangan. Artinya, secara alami, tanaman Plahlar hanya ada di Pulau Nusakambangan. Tanaman Plahlar menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Cilacap. Karena tanaman tersebut tidak dapat dijumpai di daerah lain.
Awal tahun 2020, Pertamina Integrated Terminal Cilacap bekerja sama dengan komunitas Save Our Nusakambangan Island serta didukung oleh Kementerian Hukum dan Hak Asazi Manusia – Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan – Direktorat Jenderal Sumber Daya Energi – Balai Sumber Daya Alam Jawa Tengah – Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang – Resort Konservasi Wilayah Cilacap secara bersama-sama melakukan penananaman tanaman langka di kawasan penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat. Kegiatan ini juga diikuti oleh beragam komunitas di Cilacap. Total tanaman yang ditanam pada kegiatan tersebut sebanyak 559 tanaman dengan jumlah jenis lebih dari 22 jenis.
Tujuan dari kegiatan penanaman tersebut selain menjaga keberadaan tanaman langka, juga untuk mengembalikan kawasan penyangga Cagar Alam Nusakambangan Barat sebagai habitat dari tanaman langka dan satwa liar yang memanfaatkan kawasan tersebut. Seperti diketahui, Nusakambangan merupakan habitat penting bagi satwa-satwa dilindungi seperti Macan Tutul (Panthera pardus melas), Lutung Jawa (Tracipithecus auratus), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Rangkong Badak (Buceros Rhinocheros) dan beragam satwa dilindungi lainnya. Nusakambangan menjadi lokasi yang mempunyai indeks nilai penting yang tinggi untuk kegiatan konservasi.
Komentar
Posting Komentar